Selasa, 26 Maret 2013

tugas semantik


-->

 JENIS MAKNA


Makna Denotatif dan Konotatif
Makna Denotasi adalah makna asli, makna asal, atau makna sebenarnya yang dimiliki oleh sebuah kata.
Contoh
·        kata “Kurus”  (bermakna denotatif yang mana artinya keadaan tubuh seseorang yang lebih kecil dari ukuran yang normal). Kata “Bunga”( bermakna denotatitif yaitu bunga yang seperti kita lihat di taman).

Makna Konotatif adalah makna yang lain yang ditambahkan pada makna denotatif tadi yang berhubungan dengan nilai rasa dari seseorang atau kelompok orang yang menggunakan kata tersebut.
·        kata “Kurus” pada contoh di atas berkonotasi netral. Tetapi kata “Ramping”, yaitu sebenarnya bersinonim dengan kata kurus itu memiliki konotasi positif yaitu nilai yang mengenakkan ; orang akan senang kalau dikatakan ramping. Sebaliknya, kata “Kerempeng”, yang sebenarnya juga bersinonim dengan kata kurus dan ramping, mempunyai konotasi negatif, nilai rasa yang tidak enak, orang akan tidak enak kalau dikatakan tubuhnya kerempeng.
Contoh lain dari makna denotasi dan konotasi seperti berikut
(a) Anton menjadi kambing hitam dalam kasus tersebut.
(b) Anton membeli kambing hitam kemarin sore.
Kata “kambing hitam” pada kalimat (a) tidak diartikan sebagai seekor hewan (kambing) yang warnanya hitam. Karena, jika diartikan demikian, makna keseluruhan kalimat tersebut tidak logis atau tidak dapat dipahami. Makna kata “kambing hitam” pada kalimat (a) adalah tersangka dalam suatu perkara yang tidak dilakukan. Makna “kambing hitam” pada kalimat (a) inilah yang disebut dengan makna konotasi. Berbeda halnya dengan kalimat (a),”kambing hitam” pada kalimat yang (b) memiliki makna seekor hewan (kambing) yang warnanya hitam. Makna “kambing hitam” pada kalimat (b) inilah yang disebut dengan makna denotasi.  


DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul., Linguistik Umum. Jakarta:Rineka Cipta,2003.
Chaer, Abdul., Pengantar Semantik Bahasa Indonesia.Jakarta:Rineka Cipta,2009.
Faizah,Hasnah.,Linguistik Umum.Pekanbaru:Cendikia Insani,2010
Kridalaksana,Harimurti,dkk.Kamus Linguistik.Jakarta:Gramedia,1993.
Pateda, Mansoer., Semantik Leksikal.Jakarta:Rineka Cipta,2010

TUGAS SEMANTIK

Selasa, 05 Maret 2013

JENIS MAKNA DALAM SEMANTIK

Jenis Makna
Prof. DR. Mansoer Pateda (2010), makna dapat dibedakan berdasarkan beberapa jenis maka.
1.       Makna Afektif
Makna afektif (inggris: affective meaning, belanda: affective betekenis) merupakan makna yang muncul akibat reaksi pendengaratau pembaca terhaddap penggunaan kata atau kalimat.
2.       Makna Denotatif
Makna Denotatif (denotative meaning) adalah makna kata atau kelompok kata yang didasarkan atas hubungan lugas antara satuan bahasa dan wujud di luar bahasa yang diterapi satuan bahasa itu secara tepat. Makna denotatif adalah makna polos, makna apa adanya. Sifatnya objektif.
3.       Makna Deskriptif
Makna Deskriptif (descriptive meaning) yang biasa disebut pula makna kognitif (cognitive meaning) atau makna referensial (referential) adalah makna yang terkandung di dalam setiap kata.
4.       Makna Ektensi
Makna ektensi (extensional meaning) adalah maksa yang mencakup semua ciri objek atau konsep (harimurti, 1982;103).
5.       Makna emotif
Makna Emotif (emotive meaning) adalah makna yang timbul akibat adanya reaksi pembicara atau sikap pembicara mengenai/terhadap apa yang difikirkan atau dirasakan (shipley, 1962:261).
6.       Makna Gereflekter
Makna Gereflekter (belanda:gereflecteerde betekenis)muncul dalam hal makna konseptual yang jamak, makna yang muncul akibat reaksi kita terhadap makna yang lain( lihat,leech, I,1974:33-35).
7.       Makna Gramatikal (gramatical meaning), atau makna fungsional (fungsional meaning), atau makna struktural (structural meaning), atau makna internal (internal meaning) adalah makna yang muncul sebagai akibat berfungsinya kata dalam kalimat.
8.       Makna Ideasional
Makna Ideasional (idetional meaning) adalah makna yang muncul akibat penggunaan kata yang memiliki konsep.
9.       Makna Itensi
Makna Itensi (intentional meaning)adalah makna yang menekankan maksud pembicara (Harimurti,1982:103).
10.   Makna Khusus
Makna Khusus adalah makna kata atau istilah yang pemakainya terbatas pada bidang tertentu.
11.   Makna Kiasan
Makna Kiasan (transfered meaning atau figurative meaning)adalah pemakaian kata yang maknanya tidak sebenarnya (Harimurti,1982:103).
12.   Makna kognitif
Makna Kognitif (cognitive meaning)atau makna deskriptif (descriptive meaning) atau makna referensial (referential meaning)biasanya dibedakan atas: (i)hubungan antara kata dan benda atau yang diacu, dan ini disebut ekstensi atau denotasi kata; (ii) hubungan antara kata dan karakteristik tertentu, dan ini disebut konotasi kata (Shipley, 1962:261). Makna kognitif adalah makna yang ditunjukkan oleh acuanya, makna unsur bahasa yang sangat dekat hubungannya dengan dunia luar bahasa, objek atau gagasan, dan dapat dijelaskan berdasarkan analisis komponennya.
13.   Makna Kolokasi
Makna Kolokasi (belanda:collocatieve betekenis) biasanya berhubungan dengan penggunaan beberapa kata di dalam lingkungan yang sama (cf.,Leech, I,1974:35).
14.   Makna Konotatif
Makna Konotatif (conotative maening) muncul sebagai akibat asosiasi perasaan pemakai bahasa terhadap kata yang didengar atau kata yang dibaca.
15.   Makna Konseptual
Makna Konseptual (Belanda: conseptuele betekenis) disebut juga makna denotatif. Makna konseptual dianggap sebagai faktor utama di dalam setiap komunikasi.
16.   Makna Konstruksi
Makna Konstruksi (construction meaning) adalah makna yang terdapat di dalam suatu konstruksi kebahasaan.
17.   Makna kontekstual
Makna Kontekstual (contextual meaning) atau makna situasional (situational meaning)muncul sebagai akibat hubungan antara ujaran dan konteks.
18.   Makna leksikal
Makna leksikal (lexical meaning) atau makna semantik (semantic meaning)adalah makna kata ketika kata itu berdiri sendiri.
19.   Makna lokusi
Makna lokusi adalah makna yang terdapat di dalam ujaran ditambah dengan faktor-faktor yang turut melahirkan ujaran tersebut, misalnya faktor konteks.
20.   Makna Luas
Makna Luas (extended meaning) menunjukkan bahwa makna yang terkandung pada sebuah kata lebih luas dari yang dipertimbangkan.
21.   Makna Piktorial
Makna piktorial adalah makna yang muncul akibat bayangan pendengar atau pembaca terhadap kata yang didengar atau dibaca (cf, shipley,1962:261).
22.   Makna Proposisional
Makna Proposisional adalah makna yang muncul apabila seseorang membatasi pengertiannya tentang sesuatu.
23.   Makna Pusat
Makna Pusat adalah makna yang dimiliki setiap kata meskipun kata tersebut tidak berada di dalam konteks kalimat.
24.   Makna Referensial
Makna referensial adalah makna yang langsung berhubungan dengan acuan yang ditunjuk oleh kata.
25.   Makna Sempit
Makna sempit merupakan makna yang berwujud sempit pada keseluruhan ujaran.
26.   Makna Stilistika
Makna stilistika adalah makna yang timbul akibat pemakaian bahasa.
27.   Makna Tekstual
Makna tekstual adalah makna yang timbul setelah seseorang membaca teks secara keseluruhan.
28.   Makna Tematis
Makna tematis (Belanda: thematische betekenis)akan dipahami setelah dikomunikasikan oleh pembicara atau penulis
29.   Makna Umum
Makna umum (general meaning) adalah makna yang menyangkut keseluruhan atau semuanya, tidak menyangkut yang khusus atau tertentu.



SEMANTIK

-->
Semantik adalah cabang ilmu linguistik yang mempelajari tentang makna.
Makna adalah hubungan antara lambang bunyi dengan acuannya. Makna merupakan bentuk responsi dari stimulus yang diperoleh pemeran dalam komunikasi sesuai dengan asosiasi maupun hasil belajar yang dimiliki.
Jenis makna
Terdapat beberapa pendapat mengenai jenis makna. Menurut Chaer (2003:289), makna dapat dibedakan berdasarkan beberapa kriteria dan sudut pandang. Berdasarkan jenis semantiknya, dapat dibedakan antara makna leksikal, makna gramatikal dan kontekstual, berdasarkan ada atau tidaknya referen pada sebuah kata atau leksem dapat dibedakan adanya makna referensial dan makna nonreferensial, berdasarkan ada tidaknya nilai rasa pada sebuah kata/leksem dapat dibedakan adanya makna denotatif dan makna konotatif, makna konseptual dan makna asositif, makna kata dan makna istilah,dan makna idiom dan peribahasa.

·         Makna leksikal adalah makna yang dimiliki atau ada pada leksem meski tanpa konteks apa pun. Misalnya, leksem kuda memiliki makna leksikal ‘sejenis binatang berkaki empat yang biasa dikendarai’; pinsil bermakna leksikal ‘sejenis alat tulis yang terbuat dari kayu dan arang’; dan air bermakna leksikal ‘sejenis barang cair yang biasa digunakan untuk keperluan sehari-hari’.

·         Makna gramatikal adalah makna yang baru ada kalau terjadi proses gramatikal, seperti afiksasi, reduplikasi, komposisi atau kalimatisasi.dalam prosesafiksasi prefiks ber- dengan dasar baju melahirkan makna gramatikal ‘mengenakan atau memakai baju.
·         Makna kontekstual adalah maknasebuah leksem atau kata konteks. Misalnya, makna konteks kata kepala pada kalimat berikut!
a.       Rambut di kepala nenek belum ada yang putih.
b.      Sebagai kepala sekolah dia harus menegur murid itu.
c.       Nomor teleponnya ada pada kepala surat itu
d.      Beras kepala harganya lebih mahal dari beras biasa.
e.       Kepala paku dan kepala jarum tidak sama bentuknya.

·         Makna Referensial dan Nonreferensial
Perbedaan makna referensial dan makna nonreferensial berdasarkan ada tidak adanya referen dari kata-kata itu. Bila kata-kata itu mempunyai referen, yaitu sesuatu di luar bahasa yang diacu oleh kata itu, maka kata tersebut disebut kata bermakna referensial. Kalau kata-kata itu tidak mempunyai referen, maka kata itu disebut kata bermakna nonreferensial. Kata meja termasuk kata yang bermakna referensial karena mempunyai referen, yaitu sejenis perabot rumah tangga yang disebut ’meja’. Sebaliknya kata karena tidak mempunyai referen, jadi kata karena termasuk kata yang bermakna nonreferensial.

·         Makna Denotatif dan Konotatif
Makna denotatif pada dasarnya sama dengan makna referensial sebab makna denotatif lazim diberi penjelasan sebagai makna yang sesuai dengan hasil observasi menurut penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan, atau pengalaman lainnya(makna asli,makna asal, atau makna sebenarnya yang dimiliki oleh sebuah leksem.Jadi, makna denotatif ini menyangkut informasi-informasi faktual objektif. Oleh karena itu, makna denotasi sering disebut sebagai ’makna sebenarnya’(Chaer, 1994). Umpama kata perempuan dan wanita kedua kata itu mempunyai dua makna yang sama, yaitu ’manusia dewasa bukan laki-laki’.
Sebuah kata disebut mempunyai makna konotatif apabila kata itu mempunyai ”nilai rasa”, baik positif maupun negatif. Jika tidak memiliki nilai rasa maka dikatakan tidak memiliki konotasi. Tetapi dapat juga disebut berkonotasi netral. Makna konotatif dapat juga berubah dari waktu ke waktu. Misalnya kata ceramah dulu kata ini berkonotasi negatif karena berarti ’cerewet’, tetapi sekarang konotasinya positif.
·         Makna Konseptual dan Makna Asosiatif
Leech (1976) membagi makna menjadi makna konseptual dan makna asosiatif. Yang dimaksud dengan makna konseptual adalah makna yang dimiliki oleh sebuah leksem terlepas dari konteks atau asosiasi apa pun. Kata kuda memiliki makna konseptual ’sejenis binatang berkaki empat yang biasa dikendarai’. Jadi makna konseptual sesungguhnya sama saja dengan makna leksikal, makna denotatif, dan makna referensial.
Makna asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah leksem atau kata berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan sesuatu yang berada di luar bahasa. Misalnya, kata melati berasosiasi dengan sesuatu yang suci atau kesucian.
·         Makna kata dan makna istilah
Perbedaan adanya makna kata dan makna istilah berdasarkan ketepatan makna kata itu dalam penggunaannya secara umum dan secara khusus.
·         Makna idiom dan peribahasa
Idiom adalah satuan-satuan bahasa (bisa berupa kata, frase, maupun kalimat) yang maknanya tidak dapat “diramalkan” dari makna leksikal unsur-unsurnya maupun makna gramatikal satuan-satuan tersebut.
Berbeda dengan idiom, peribahasa memiliki makna yang masih dapat ditelusuri atau dilacak dari makna unsur-unsurnya karena adanya ”asosiasi” antara makna asli dengan maknanya sebagai peribahasa. Umpamanya peribahasa Seperti anjing dengan kucing yang bermakna ’dikatakan ihwal dua orang yang tidak pernah akur’. Makna ini memiliki asosiasi, bahwa binatang yang namanya anjing dan kucing jika bersua memang selalu berkelahi, tidak pernah damai. Peribahasa ini bersifat memperbandingkan atau mengumpamakan maka lazim juga disebut dengan nama perumpamaan.
·         Makna kias
Dalam kehidupan sehari-hari dan juga dalam kamus umum bahasa indonesia susunan W.J.S Poerwadarminta ada digunakan istilah arti kiasan, penggunaan istilah arti kiasan digunakan sebagai oposisi dari arti sebenarnya. Oleh karena itu, semua bentuk bahasa (baik kata, frase, atau kalimat) yang tidak merujuk pada arti sebenarnya (arti leksikal, arti konseptual, atau arti denotatif) disebut mempunyai arti kiasan. Jadi, bentuk-bentuk seperti puteri malam dalam arti ’bulan’, raja siang dalam arti ’matahari’.
·         Makna Lokusi, Ilokusi, dan Perlokusi
Makna lokusi adalah makna seperti yang dinyatakan dalam ujaran, makna harfiah, atau makna yang apa adanya. Sedangkan makna ilokusi adalah makna seperti yang dipahami oleh pendengar. Sebaliknya makna perlokusi adalah makna seperti yang diinginkan oleh penutur.