Makna Denotasi
adalah makna asli, makna asal, atau makna sebenarnya yang
dimiliki oleh sebuah kata.
Contoh
·kata “Kurus” (bermakna
denotatif yang mana artinya keadaan tubuh seseorang yang lebih kecil dari
ukuran yang normal). Kata “Bunga”( bermakna denotatitif yaitu bunga yang
seperti kita lihat di taman).
MaknaKonotatif adalah makna yang lain yang ditambahkan
pada makna denotatif tadi yang berhubungan dengan nilai rasa dari seseorang
atau kelompok orang yang menggunakan kata tersebut.
·kata “Kurus” pada contoh di atas
berkonotasi netral. Tetapi kata “Ramping”, yaitu sebenarnya bersinonim dengan
kata kurus itu memiliki konotasi positif yaitu nilai yang mengenakkan ; orang
akan senang kalau dikatakan ramping. Sebaliknya, kata “Kerempeng”, yang
sebenarnya juga bersinonim dengan kata kurus dan ramping, mempunyai konotasi
negatif, nilai rasa yang tidak enak, orang akan tidak enak kalau dikatakan
tubuhnya kerempeng.
Contoh lain
dari makna denotasi dan konotasi seperti berikut
(a)
Anton menjadi kambing hitam dalam kasus tersebut.
(b)
Anton membeli kambing hitam kemarin sore.
Kata
“kambing hitam” pada kalimat (a) tidak diartikan sebagai seekor hewan (kambing)
yang warnanya hitam. Karena, jika diartikan demikian, makna keseluruhan kalimat
tersebut tidak logis atau tidak dapat dipahami. Makna kata “kambing hitam” pada
kalimat (a) adalah tersangka dalam suatu perkara yang tidak dilakukan. Makna
“kambing hitam” pada kalimat (a) inilah yang disebut dengan makna konotasi. Berbeda
halnya dengan kalimat (a),”kambing hitam” pada kalimat yang (b) memiliki makna
seekor hewan (kambing) yang warnanya hitam. Makna “kambing hitam” pada kalimat
(b) inilah yang disebut dengan makna denotasi.
Prof. DR. Mansoer Pateda
(2010), makna dapat dibedakan berdasarkan beberapa jenis maka.
1.Makna Afektif
Makna afektif
(inggris: affective meaning, belanda: affective betekenis)
merupakan makna yang muncul akibat reaksi pendengaratau pembaca terhaddap
penggunaan kata atau kalimat.
2.Makna Denotatif
Makna Denotatif
(denotative meaning) adalah makna kata atau kelompok kata yang
didasarkan atas hubungan lugas antara satuan bahasa dan wujud di luar bahasa
yang diterapi satuan bahasa itu secara tepat. Makna denotatif adalah makna
polos, makna apa adanya. Sifatnya objektif.
3.Makna Deskriptif
Makna Deskriptif
(descriptive meaning) yang biasa disebut pula makna kognitif (cognitive
meaning) atau makna referensial (referential) adalah makna yang
terkandung di dalam setiap kata.
4.Makna Ektensi
Makna ektensi
(extensional meaning) adalah maksa yang mencakup semua ciri objek atau
konsep (harimurti, 1982;103).
5.Makna emotif
Makna Emotif
(emotive meaning) adalah makna yang timbul akibat adanya reaksi
pembicara atau sikap pembicara mengenai/terhadap apa yang difikirkan atau
dirasakan (shipley, 1962:261).
6.Makna Gereflekter
Makna Gereflekter
(belanda:gereflecteerde betekenis)muncul dalam hal makna konseptual yang
jamak, makna yang muncul akibat reaksi kita terhadap makna yang lain(
lihat,leech, I,1974:33-35).
7.Makna Gramatikal (gramatical meaning), atau makna
fungsional (fungsional meaning), atau makna struktural (structural
meaning), atau makna internal (internal meaning) adalah makna yang
muncul sebagai akibat berfungsinya kata dalam kalimat.
8.Makna Ideasional
Makna Ideasional
(idetional meaning) adalah makna yang muncul akibat penggunaan kata yang
memiliki konsep.
9.Makna Itensi
Makna Itensi
(intentional meaning)adalah makna yang menekankan maksud pembicara (Harimurti,1982:103).
10.Makna Khusus
Makna Khusus
adalah makna kata atau istilah yang pemakainya terbatas pada bidang tertentu.
11.Makna Kiasan
Makna Kiasan
(transfered meaning atau figurative meaning)adalah pemakaian kata yang
maknanya tidak sebenarnya (Harimurti,1982:103).
12.Makna kognitif
Makna Kognitif
(cognitive meaning)atau makna deskriptif (descriptive meaning) atau
makna referensial (referential meaning)biasanya dibedakan atas: (i)hubungan
antara kata dan benda atau yang diacu, dan ini disebut ekstensi atau denotasi
kata; (ii) hubungan antara kata dan karakteristik tertentu, dan ini disebut
konotasi kata (Shipley, 1962:261). Makna kognitif adalah makna yang ditunjukkan
oleh acuanya, makna unsur bahasa yang sangat dekat hubungannya dengan dunia
luar bahasa, objek atau gagasan, dan dapat dijelaskan berdasarkan analisis
komponennya.
13.Makna Kolokasi
Makna Kolokasi
(belanda:collocatieve betekenis) biasanya berhubungan dengan penggunaan
beberapa kata di dalam lingkungan yang sama (cf.,Leech, I,1974:35).
14.Makna Konotatif
Makna Konotatif
(conotative maening) muncul sebagai akibat asosiasi perasaan pemakai
bahasa terhadap kata yang didengar atau kata yang dibaca.
15.Makna Konseptual
Makna Konseptual
(Belanda: conseptuele betekenis) disebut juga makna denotatif. Makna konseptual
dianggap sebagai faktor utama di dalam setiap komunikasi.
16.Makna Konstruksi
Makna Konstruksi
(construction meaning) adalah makna yang terdapat di dalam suatu
konstruksi kebahasaan.
17.Makna kontekstual
Makna Kontekstual
(contextual meaning) atau makna situasional (situational meaning)muncul
sebagai akibat hubungan antara ujaran dan konteks.
18.Makna leksikal
Makna leksikal
(lexical meaning) atau makna semantik (semantic meaning)adalah makna
kata ketika kata itu berdiri sendiri.
19.Makna lokusi
Makna lokusi
adalah makna yang terdapat di dalam ujaran ditambah dengan faktor-faktor yang
turut melahirkan ujaran tersebut, misalnya faktor konteks.
20.Makna Luas
Makna Luas
(extended meaning) menunjukkan bahwa makna yang terkandung pada sebuah
kata lebih luas dari yang dipertimbangkan.
21.Makna Piktorial
Makna piktorial
adalah makna yang muncul akibat bayangan pendengar atau pembaca terhadap kata
yang didengar atau dibaca (cf, shipley,1962:261).
22.Makna Proposisional
Makna Proposisional
adalah makna yang muncul apabila seseorang membatasi pengertiannya tentang
sesuatu.
23.Makna Pusat
Makna Pusat
adalah makna yang dimiliki setiap kata meskipun kata tersebut tidak berada di
dalam konteks kalimat.
24.Makna Referensial
Makna referensial
adalah makna yang langsung berhubungan dengan acuan yang ditunjuk oleh kata.
25.Makna Sempit
Makna sempit
merupakan makna yang berwujud sempit pada keseluruhan ujaran.
26.Makna Stilistika
Makna stilistika
adalah makna yang timbul akibat pemakaian bahasa.
27.Makna Tekstual
Makna tekstual
adalah makna yang timbul setelah seseorang membaca teks secara keseluruhan.
28.Makna Tematis
Makna tematis
(Belanda: thematische betekenis)akan dipahami setelah dikomunikasikan
oleh pembicara atau penulis
29.Makna Umum
Makna umum
(general meaning) adalah makna yang menyangkut keseluruhan atau
semuanya, tidak menyangkut yang khusus atau tertentu.
Semantik adalah cabang ilmu linguistik
yang mempelajari tentang makna.
Makna adalah
hubungan antara lambang bunyi dengan acuannya. Makna merupakan bentuk responsi
dari stimulus yang diperoleh pemeran dalam komunikasi sesuai dengan asosiasi
maupun hasil belajar yang dimiliki.
Jenis makna
Terdapat
beberapa pendapat mengenai jenis makna. Menurut Chaer (2003:289), makna dapat
dibedakan berdasarkan beberapa kriteria dan sudut pandang. Berdasarkan jenis
semantiknya, dapat dibedakan antara makna leksikal, makna gramatikal dan
kontekstual, berdasarkan ada atau tidaknya referen pada sebuah kata atau leksem
dapat dibedakan adanya makna referensial dan makna nonreferensial, berdasarkan
ada tidaknya nilai rasa pada sebuah kata/leksem dapat dibedakan adanya makna
denotatif dan makna konotatif, makna konseptual dan makna asositif, makna kata
dan makna istilah,dan makna idiom dan peribahasa.
·Makna leksikal adalah makna yang dimiliki atau ada pada leksem
meski tanpa konteks apa pun. Misalnya, leksem kuda memiliki makna leksikal
‘sejenis binatang berkaki empat yang biasa dikendarai’; pinsil bermakna
leksikal ‘sejenis alat tulis yang terbuat dari kayu dan arang’; dan air
bermakna leksikal ‘sejenis barang cair yang biasa digunakan untuk keperluan
sehari-hari’.
·Makna gramatikal adalah makna yang baru ada kalau terjadi proses
gramatikal, seperti afiksasi, reduplikasi, komposisi atau kalimatisasi.dalam
prosesafiksasi prefiks ber- dengan dasar baju melahirkan makna gramatikal
‘mengenakan atau memakai baju.
·Makna kontekstual adalah maknasebuah leksem atau kata konteks.
Misalnya, makna konteks kata kepala pada kalimat berikut!
a.Rambut di kepala nenek belum ada yang putih.
b.Sebagai kepala sekolah dia harus menegur
murid itu.
c.Nomor teleponnya ada pada kepala surat itu
d.Beras kepala harganya lebih mahal dari beras
biasa.
e.Kepala
paku dan kepala jarum tidak sama bentuknya.
·Makna Referensial
dan Nonreferensial
Perbedaan makna referensial dan
makna nonreferensial berdasarkan ada tidak adanya referen dari kata-kata itu.
Bila kata-kata itu mempunyai referen, yaitu sesuatu di luar bahasa yang diacu
oleh kata itu, maka kata tersebut disebut kata bermakna referensial. Kalau
kata-kata itu tidak mempunyai referen, maka kata itu disebut kata bermakna
nonreferensial. Kata meja termasuk kata yang bermakna referensial
karena mempunyai referen, yaitu sejenis perabot rumah tangga yang disebut
’meja’. Sebaliknya kata karena tidak mempunyai referen, jadi kata karena
termasuk kata yang bermakna nonreferensial.
·Makna Denotatif dan
Konotatif
Makna denotatif pada dasarnya
sama dengan makna referensial sebab makna denotatif lazim diberi penjelasan
sebagai makna yang sesuai dengan hasil observasi menurut penglihatan,
penciuman, pendengaran, perasaan, atau pengalaman lainnya(makna asli,makna
asal, atau makna sebenarnya yang dimiliki oleh sebuah leksem.Jadi, makna
denotatif ini menyangkut informasi-informasi faktual objektif. Oleh karena itu,
makna denotasi sering disebut sebagai ’makna sebenarnya’(Chaer, 1994). Umpama
kata perempuan dan wanita kedua kata itu mempunyai dua makna
yang sama, yaitu ’manusia dewasa bukan laki-laki’.
Sebuah kata disebut mempunyai
makna konotatif apabila kata itu mempunyai ”nilai rasa”, baik positif maupun
negatif. Jika tidak memiliki nilai rasa maka dikatakan tidak memiliki konotasi.
Tetapi dapat juga disebut berkonotasi netral. Makna konotatif dapat juga
berubah dari waktu ke waktu. Misalnya kata ceramah dulu kata ini
berkonotasi negatif karena berarti ’cerewet’, tetapi sekarang konotasinya
positif.
·Makna Konseptual
dan Makna Asosiatif
Leech (1976) membagi makna
menjadi makna konseptual dan makna asosiatif. Yang dimaksud dengan makna
konseptual adalah makna yang dimiliki oleh sebuah leksem terlepas dari konteks
atau asosiasi apa pun. Kata kuda memiliki makna konseptual ’sejenis
binatang berkaki empat yang biasa dikendarai’. Jadi makna konseptual
sesungguhnya sama saja dengan makna leksikal, makna denotatif, dan makna
referensial.
Makna asosiatif adalah makna
yang dimiliki sebuah leksem atau kata berkenaan dengan adanya hubungan kata itu
dengan sesuatu yang berada di luar bahasa. Misalnya, kata melati
berasosiasi dengan sesuatu yang suci atau kesucian.
·Makna kata dan makna
istilah
Perbedaan adanya makna kata dan
makna istilah berdasarkan ketepatan makna kata itu dalam penggunaannya secara
umum dan secara khusus.
·Makna idiom dan
peribahasa
Idiom adalah satuan-satuan
bahasa (bisa berupa kata, frase, maupun kalimat) yang maknanya tidak dapat
“diramalkan” dari makna leksikal unsur-unsurnya maupun makna gramatikal
satuan-satuan tersebut.
Berbeda dengan idiom, peribahasa
memiliki makna yang masih dapat ditelusuri atau dilacak dari makna
unsur-unsurnya karena adanya ”asosiasi” antara makna asli dengan maknanya
sebagai peribahasa. Umpamanya peribahasa Seperti anjing dengan kucing
yang bermakna ’dikatakan ihwal dua orang yang tidak pernah akur’. Makna ini
memiliki asosiasi, bahwa binatang yang namanya anjing dan kucing jika bersua
memang selalu berkelahi, tidak pernah damai. Peribahasa ini bersifat
memperbandingkan atau mengumpamakan maka lazim juga disebut dengan nama
perumpamaan.
·Makna kias
Dalam kehidupan sehari-hari dan
juga dalam kamus umum bahasa indonesia susunan W.J.S Poerwadarminta ada
digunakan istilah arti kiasan, penggunaan istilah arti kiasan digunakan
sebagai oposisi dari arti sebenarnya. Oleh karena itu, semua bentuk bahasa
(baik kata, frase, atau kalimat) yang tidak merujuk pada arti sebenarnya (arti
leksikal, arti konseptual, atau arti denotatif) disebut mempunyai arti kiasan.
Jadi, bentuk-bentuk seperti puteri malam dalam arti ’bulan’, raja
siang dalam arti ’matahari’.
·Makna Lokusi, Ilokusi,
dan Perlokusi
Makna lokusi adalah makna
seperti yang dinyatakan dalam ujaran, makna harfiah, atau makna yang apa
adanya. Sedangkan makna ilokusi adalah makna seperti yang dipahami oleh
pendengar. Sebaliknya makna perlokusi adalah makna seperti yang diinginkan oleh
penutur.